wayansudane.net

December 3, 2006

‘Semangat yang redup’


Dalam rublik asal usul di Kompas 03/09/06 yang berjudul Prihatin, sangat menyentuh. Ya, Prihatin. Tertulis di Paragraf dua Prih-ati yang kemudian bermutasi menjadi prihatin adalah sebuah ungkapan perasaan seseorang untuk menyatakan kepedihan yang sangat mendalam karena sesuatu peristiwa, pangalaman tak nyaman atau derita yang tak terelakkan…..Prihatin! Demikianlah kata ini merepresentasikan sebuah ungkapan nyata yang sangat serius dan mendalam. Kemudian penulisnya mengaitkan dengan kebangsaan….Kita tahu di negeri sendiri masih banyak hal memprihatinkan yang memerlukan tindakan cepat, lugas, dan berani, karena tindakan tunggu-tunggu dan tunda-tunda akan menimbulkan lebih banyak penderitaan. Setiap tahun ribuan orangtua dan murid sekolah gelisah dan tertekan menghadapi politik pendidikan pemerintah. Prihatin ? tidak cukup. Harus ada aksi nyata politik pendidikan yang menyelamatkan masa depan warga…

Adakah hubungan tulisan tersebut dengan KMHDI ?..Tentu kalau kita-kaitkan. KMHDI sebagai organisasi kader dan melakukan gerakan-gerakan moral yang berulang tahun 3 September lalu juga dalam suasana prihatin. Prihatin dalam arti tidak berjalannya suasana ideal yang kita harapkan. Lemahnya komunikasi dan koordinasi di pengurus adalah hal yang harus disadari dan dibenahi. Namun hal itu janganlah menjadi sesuatu yang melemahkan semangat pergerakan di KMHDI. Belum adanya greget dan tindakan yang dapat dikatakan nyata masih belum muncul kepermukaan. Belum ada beriak yang dalam. Disadari bahwa kekuasaan sang waktu untuk kepengurusan hanya dua tahun. Dan sekarang telah berjalan kurang lebih empat bulan pasca Mahasabha V di Bandung 13-16 April 2006 lalu. Mungkin itu sekedar contoh untuk dapat dievaluasi dan itu juga yang dirasakan beberapa fungsionaris PP KMHDI maupun anggota KMHDI bahkan mungkin para penonton yang senantiasa menyaksikan tayangan-tayangan program KMHDI.

Semuanya tidak hanya dengan wacana tapi perbuatan…Solusi harus dicari. Isu-isu gerakan yang mungkin menjadi topik-topik diskusi secara nasional sering harus disikapi dengan cepat dan tepat. Misalnya Internal Hindu Mahasabha IX Parisada. Eksternal banyak lagi. Internal KMHDI, pengkaderan menjadi pertanyaan-pertanyaan yang sering harus dijawab diplomatis. Eksistensi PD PC sering terkendala dengan minimnya kader dan sumber lainnya. Kini kita memang dihadapkan pada pengkaderan untuk mencapai visi misi KMHDI.

© ditulis tanggal 09 Sept 2006 dalam rangka ngobrol bareng di Pure Halim Jakarta