wayansudane.net

April 30, 2008

DKI: Layanan Kantor Berjalan

Pelayanan SIM Keliling menggunakan bus dan mobil mampu mendongkrak jumlah perpanjangan hampir tiga kali lipat dari tahun sebelumnya. Sayangnya, masih berteknologi sederhana.

KALAU bisa dipersulit, kenapa dipermudah? Beginilah citra masyarakat terhadap layanan publik oleh aparat pemerintahan kita. Semua orang tahu, layanan yang bertele-tele, tidak transparan dan biar cepat harus memberikan uang tips telah menjadi bagian dalam semua layanan publik pemerintah kita. Baik itu mulai dari membuat Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga, pelayanan kesehatan, membuat Surat Izin Mengemudi (SIM) dan sebagainya.

Tidak mudah tenutnya mengubah citra yang sudah mengakar di benak masyarakat ini. Membutuhkan perubahan besar-besaran dari model layanan yang sudah ada selama ini. Dari lambat menjadi cepat, serba tidak jelas soal lama pengurusan dan tarif biaya menjadi transparan atau dari yang tadinya cuma ada di satu tempat berubah menjadi ada dimana-mana. Seperti perubahan layanan yang dilakukan Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Metropolitan Jakarta Raya (Dirlantas Polda Metro Jaya). Memperpanjang SIM kini tidak harus datang ke kantor polisi lagi.

“Ada delapan unit bus dan mobil SIM Keliling yang siap mendatangi masyarakat di tempat-tempat strategi wilayah DKI Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi,” kata Gatot Subroto, Kepala Seksi SIM Dirlantas Polda Metro. Dalam bus tersebut, masyarakat bisa mengurus perpanjangan SIM A dan C dan Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK). Lokasinya dimana saja, namun biasanya di pusat keramaian, seperti kawasan perbelanjaan dan perkantoran.
Layanan SIM Keliling bertujuan untuk mengurangi berbagai masalah yang sering dikeluhkan masyarakat. Salah satunya soal kecepatan dalam mengurus perpanjangan, transparansi biaya. Harapannya dengan adanya “kantor berjalan” ini bisa membangun kepercayaan masyarakat, tambah Gatot. Perubahan dari segi waktu pelayanan misalnya, jika semua persyaratan administrasi sudah lengkap, perpanjangan SIM disebutkan hanya membutuhkan waktu 10 – 15 menit.

Pertanyaannya teknologi apa di belakang bus/ mobil SIM Keliling tersebut? Apakah sudah terhubung on line dengan kantor Polda Metro Jaya? Jangan kaget. Bus atau mobil SIM Keliling ternyata masih menggunakan teknologi konvensional. Maksudnya? Jadi dari semua data perpanjangan SIM/ STNK yang masuk disimpan dalam sebuah komputer biasa. Patut disayangkan tentunya, jika melihat teknologi jaringan komunikasi yang sudah serba on line atau bahkan mampu menjangkau semua bagian di wilayah permukaan bumi ini.

Sebagai gambaran, perangkat yang digunakan dalam mobil bus SIM Keliling memang tidak berbeda dengan gedung kantor pengurusan SIM. Untuk perangkat utama ada beberapa unit komputer, kamera digital, perekam sidik jari (dermalog finger), tanda tangan digital, printer dan peralatan laminator. Selain itu didalam mobil ada juga snellen chart untuk tes kesehatan mata. Semua perangkat tersebut digunakan untuk proses input data hingga proses produksi SIM. Sedangkan perangkat pendukungnya terdiri dari satu unit generator 10 kva. Ditambah dengan mesin Air Conditioning dan sound system sebagai . Perangkat pendukung ini berada di bagian belakang mobil sebagai pendukung perangkat utama.

Meski sederhana, menurut Endah Susilowati, sejauh ini tidak ada kendala berarti dalam pelayanan SIM keliling tersebut. Perawatan rutin yang dilakukan cukup dengan mem-back up data yang masuk setiap harinya. Kalau pun ada kendala biasanya hanya perangkat komputer yang error. Memang benar, ketika Warta eGov mengecek informasi layanan info SIM Keliling melalui situs web lantas.metro.polri.go.id akhir Oktober lalu (31/10), tertera pengumuman bahwa layanan SIM Keliling khusus untuk wilayah Jakarta Selatan tidak dapat beroperasi karena komputer error.

Meski demikian, masyarakat nampaknya belum begitu terpengaruh dengan jenis teknologi dan berfungsi atau tidaknya komputer dalam bus SIM Keliling. Hal ini setidaknya terbukti dari peningkatan jumlah masyarakat yang mengurus perpanjangan dalam mobil SIM Keliling setiap harinya. Pada tahun 2007 misalnya, pengemudi mobil yang memperpanjang SIM A telah meningkat lebih dua kali lipat, yakni dari 60 SIM per hari pada 2006 menjadi sebanyak 158 SIM per hari pada 2007. Peningkatan lebih drastis mencapai tiga kali lipat juga terjadi pada perpanjangan SIM C, dimana pada tahun 2006 hanya 56 SIM baru yang dicetak setiap harinya. Tapi saat ini bisa mencapai 176 SIM yang diproduksi saban hari.

Wayan Sudane dan Divera Wicaksono

No comments: