Kenapa kaderisasi ?
Kenapa KMHDI melakukan gerakan yang berbasiskan pendidikan ?
“Penyakit paling parah dari bangsa kami adalah irasionalitas. Karena itu aku mengundurkan diri kedalam apa yang dinamakan oleh orang Inggris sebagai “Dunia Pemikiran”. Buku-buku menjadi temanku. Dengan dikelilingi oleh kesadaranku sendiri aku memperoleh kompensasi untuk mengimbangi diskriminasi dan keputusasaan yang terdapat diluar. Kemerdekaan adalah makanan hidupku. Ideologi dan idealisme adalah makanan jiwaku”. (Soekarno)
Dengan segala peradaban, semua peri kemanusiaan, agama, etika, yang dikatakan dimiliki oleh manusia, tetap dalam diri kita ada unsur kebinatangan yang membuat semua kebudayaan, perikemanusiaan dan agama menjadi bahan tertawaan. Kita tidak boleh menggunakan idiom irasional yang walaupun lebih mudah untuk memikat rakyat, justru akan menjatuhkan rakyat dalam jurang kebodohan. Kita harus mengangkat rakyat banyak dari dunia irasional ke tingkat yang rasional, dan mendidik rakyat untuk berpikir dan berbuat secara rasional pula”. (Sutan Sjahrir)
“Kodrat ummat manusia kini dan kemudian ditentukan oleh penguasaannya atas ilmu dan pengetahuan. Semua, pribadi dan bangsa-bangsa akan tumbang tanpa itu. Melawan pada yang berilmu dan pengetahuan adalah menyerahkan diri pada maut dan kehinaan”. (Pramoedya Ananta Toer)
A thousand man without education is revolution, one educated man is beginning of the movement (Chico Mendez), Brasil 1980
“Kita harus mengajar para intelektual yang muda-muda, yang pada suatu saat akan menggantikan kita untuk meneruskan cita-cita bangsa ini. Mendidik bangsa ini agar menjadi bangsa yang rasional dan berpengetahuan. Ini adalah janji kepada tanah air. Ini merupakan soal prinsip. Soal kehormatan suatu bangsa.” (Mohammad Hatta)
Mengapa KMHDI selalu berpijak pada model gerakan yang idealis ? kenapa tidak Pragmatis ?
“Pangkal keberanian hidup ialah cinta kepada cita-cita besar yang lebih besar dan lebih kekal dari kehidupan kita sendiri”. Kita harus memiliki sebuah cita-cita besar dalam diri kita, yang akan menuntun langkah kita meniti hari-hari yang berat. Sangat tidak mungkin untuk menghindarkan diri dari segala situasi yang berat tersebut, karena bagi para patriot kemanusiaan, tantangan adalah makanan sehari-hari dan idealisme adalah makanan jiwa. (Prof. Goudriaan)
“Lebih besar dari orang yang terbesar adalah ide yang besar” Idealisme-lah yang akan membuat kita berarti bagi lingkungan kita dan terutama bagi diri kita sendiri. (Alexander the Great, the Macedonian King)
Kenapa KMHDI mendorong kadernya berpikir rasional, kritis dan bebas ?
Knowledge is power, Bila manusia mulai dengan kepastian, ia akan berakhir dalam keraguan. Tetapi bila ia puas untuk mulai dengan keraguan, ia akan berakhir dengan kepastian. (Francis Bacon, 1561–1626)
Berpikir dengan rasio, melihat suatu keadaan dengan logika, hadapi dengan kepala dingin, jangan dilanda oleh emosi. Selain itu, yakinkan seseorang dengan persuasif. Jangan mengikat fisik seseorang, yang penting adalah bagaimana pikiran-pikiran itu dapat diyakinkan secara positif, agar terjadi ikatan moral. (Mohammad Hatta)
Perbudakan akali jauh lebih menyedihkan dibandingkan dengan perbudakan ragawi. Kebebasan akali selalu merupakan bahaya bagi mereka yang takut akan kebenaran dan secara membabi buta mencari pegangan pada masa lampau. Pengorbanan bagi suatu keadaan berpikir bebas, terkadang amatlah mahal. Socrates dihukum mati karena berketetapan hati untuk menjadi seorang “pengganggu”, dengan pertanyaan yang mengganggu bagi orang-orang yang merasa mengetahui. Galileo disiksa dan Bruno dibakar diatas unggunan kayu bakar, karena menentang kepercayaan-kepercayaan yang umum dianut pada masa itu. Spinoza dijuluki atheis, sedangkan Descartes harus melarikan diri untuk menyelamatkan jiwanya.
Kebesaran pikiran mereka, baru diakui setelah waktu berjalan dalam hitungan tahun, puluhan tahun atau malah berabad-abad. Orang-orang gila dan orang-orang murtad pada jamannya telah menjadi orang-orang besar pada jaman ini. (Louis O. Kattsoff)
Kenapa KMHDI mengajarkan model berpikir, darimana asalnya model itu ?
Cognito ergo sum, saya berpikir maka saya ada
Jangan pernah menerima apapun kecuali ide-ide yang jelas dan terpilah (clear and distinct ideas)
Bagi-bagi setiap permasalahan menjadi bagian-bagian sebanyak diperlukan untuk memecahkannya
Atur gagasan-gagasan dari yang paling sederhana ke yang paling kompleks
Selalu periksa kembali dengan teliti apakah ada kesalahan-kesalahan
Rene Descartes (1596-1650)
Kenapa KMHDI menggunakan filosofi Paulo Freire sebagai filosofi kaderisasi ?
Verum factum, kebenaran adalah tindakan, kita hanya tahu dengan pasti apa yang kita buat atau ciptakan (Giambattista Vico, 1688-1744, bapak penyelidikan kesejarahan)
“Penyakit paling parah dari bangsa kami adalah irasionalitas. Karena itu aku mengundurkan diri kedalam apa yang dinamakan oleh orang Inggris sebagai “Dunia Pemikiran”. Buku-buku menjadi temanku. Dengan dikelilingi oleh kesadaranku sendiri aku memperoleh kompensasi untuk mengimbangi diskriminasi dan keputusasaan yang terdapat diluar. Kemerdekaan adalah makanan hidupku. Ideologi dan idealisme adalah makanan jiwaku”. (Soekarno)
Dengan segala peradaban, semua peri kemanusiaan, agama, etika, yang dikatakan dimiliki oleh manusia, tetap dalam diri kita ada unsur kebinatangan yang membuat semua kebudayaan, perikemanusiaan dan agama menjadi bahan tertawaan. Kita tidak boleh menggunakan idiom irasional yang walaupun lebih mudah untuk memikat rakyat, justru akan menjatuhkan rakyat dalam jurang kebodohan. Kita harus mengangkat rakyat banyak dari dunia irasional ke tingkat yang rasional, dan mendidik rakyat untuk berpikir dan berbuat secara rasional pula”. (Sutan Sjahrir)
“Kodrat ummat manusia kini dan kemudian ditentukan oleh penguasaannya atas ilmu dan pengetahuan. Semua, pribadi dan bangsa-bangsa akan tumbang tanpa itu. Melawan pada yang berilmu dan pengetahuan adalah menyerahkan diri pada maut dan kehinaan”. (Pramoedya Ananta Toer)
A thousand man without education is revolution, one educated man is beginning of the movement (Chico Mendez), Brasil 1980
“Kita harus mengajar para intelektual yang muda-muda, yang pada suatu saat akan menggantikan kita untuk meneruskan cita-cita bangsa ini. Mendidik bangsa ini agar menjadi bangsa yang rasional dan berpengetahuan. Ini adalah janji kepada tanah air. Ini merupakan soal prinsip. Soal kehormatan suatu bangsa.” (Mohammad Hatta)
Mengapa KMHDI selalu berpijak pada model gerakan yang idealis ? kenapa tidak Pragmatis ?
“Pangkal keberanian hidup ialah cinta kepada cita-cita besar yang lebih besar dan lebih kekal dari kehidupan kita sendiri”. Kita harus memiliki sebuah cita-cita besar dalam diri kita, yang akan menuntun langkah kita meniti hari-hari yang berat. Sangat tidak mungkin untuk menghindarkan diri dari segala situasi yang berat tersebut, karena bagi para patriot kemanusiaan, tantangan adalah makanan sehari-hari dan idealisme adalah makanan jiwa. (Prof. Goudriaan)
“Lebih besar dari orang yang terbesar adalah ide yang besar” Idealisme-lah yang akan membuat kita berarti bagi lingkungan kita dan terutama bagi diri kita sendiri. (Alexander the Great, the Macedonian King)
Kenapa KMHDI mendorong kadernya berpikir rasional, kritis dan bebas ?
Knowledge is power, Bila manusia mulai dengan kepastian, ia akan berakhir dalam keraguan. Tetapi bila ia puas untuk mulai dengan keraguan, ia akan berakhir dengan kepastian. (Francis Bacon, 1561–1626)
Berpikir dengan rasio, melihat suatu keadaan dengan logika, hadapi dengan kepala dingin, jangan dilanda oleh emosi. Selain itu, yakinkan seseorang dengan persuasif. Jangan mengikat fisik seseorang, yang penting adalah bagaimana pikiran-pikiran itu dapat diyakinkan secara positif, agar terjadi ikatan moral. (Mohammad Hatta)
Perbudakan akali jauh lebih menyedihkan dibandingkan dengan perbudakan ragawi. Kebebasan akali selalu merupakan bahaya bagi mereka yang takut akan kebenaran dan secara membabi buta mencari pegangan pada masa lampau. Pengorbanan bagi suatu keadaan berpikir bebas, terkadang amatlah mahal. Socrates dihukum mati karena berketetapan hati untuk menjadi seorang “pengganggu”, dengan pertanyaan yang mengganggu bagi orang-orang yang merasa mengetahui. Galileo disiksa dan Bruno dibakar diatas unggunan kayu bakar, karena menentang kepercayaan-kepercayaan yang umum dianut pada masa itu. Spinoza dijuluki atheis, sedangkan Descartes harus melarikan diri untuk menyelamatkan jiwanya.
Kebesaran pikiran mereka, baru diakui setelah waktu berjalan dalam hitungan tahun, puluhan tahun atau malah berabad-abad. Orang-orang gila dan orang-orang murtad pada jamannya telah menjadi orang-orang besar pada jaman ini. (Louis O. Kattsoff)
Kenapa KMHDI mengajarkan model berpikir, darimana asalnya model itu ?
Cognito ergo sum, saya berpikir maka saya ada
Jangan pernah menerima apapun kecuali ide-ide yang jelas dan terpilah (clear and distinct ideas)
Bagi-bagi setiap permasalahan menjadi bagian-bagian sebanyak diperlukan untuk memecahkannya
Atur gagasan-gagasan dari yang paling sederhana ke yang paling kompleks
Selalu periksa kembali dengan teliti apakah ada kesalahan-kesalahan
Rene Descartes (1596-1650)
Kenapa KMHDI menggunakan filosofi Paulo Freire sebagai filosofi kaderisasi ?
Verum factum, kebenaran adalah tindakan, kita hanya tahu dengan pasti apa yang kita buat atau ciptakan (Giambattista Vico, 1688-1744, bapak penyelidikan kesejarahan)
1 comment:
Menarik untuk dibaca, bedah telisik spiritual wasiat leluhur nusantara : MENELISIK MISTERI SABDO PALON di Blog Jalan Setapak Menuju Nusantara Jaya
Post a Comment